Jumat, 25 Oktober 2013

Hidrosefalus

Patologi Hidrosefalus
      2.2.1    Pengertian Hidrosefalus
         Hidrosefalus merupakan suatu kondisi di mana terdapat penimbunan cairan serebrospinal yang berlebihan, biasanya diakibatkan oleh ketidakseimbangan produksi dan absorpsi cairan serebrospinal

( Osborn AG, 1994 )
2.2.2        Jenis – Jenis Hidrosefalus :
a         Hidrosefalus Komunikans
Obstruksi terjadi diluar ekstraventrikuler, misal dalam ruang subarakhnoid atau sisterna. Hidrosefalus komunikans dapat disebabkan pleksus koroideus neonatus yang berkembang berlebihan, sehingga lebih banyak cairan yang terbentuk dibandingkan dengan cairan yang direabsorpsi oleh vili araknidalis. Dengan demikian cairan akan tertimbun di dalam ventrikel maupun diluar otak, sehingga kepala membesar sekali dan otak mengalami kerusakan yang berat. Akan tetapi, hdrosefalus komunikans justru lebih banyak disebabkan oleh gangguan reabsorpsi CSF.Keadaan ini biasanya terjadi sekunder akibat meningitis atau gangguan iritasi yang mengakibatkan sumbatan ataupun jaringan parut pada ruang subarakhnoid. Bentuk inilah yang paling sering ditemukan pada orang dewasa. Gejala – gejala yang tampak antara lain kesulitan berjalan, diikuti dengan cepat oleh gejala demensia, kelesuan dan akhirnya inkontinensia kemih.Semua hirdosefalus dapat diobati dengan mengalihkan cairan serebrospinal ke sistem vena ekstrakranial. ( Price Sylvia, 1995 ) 
b        Hidrosefalus Nonkomunikans
      Obstruksi aliran terjadi di dalam sistem ventrikel ke bawah dan termasuk foramina saluran keluar ventrikel IV. Biasanya di sebabkan oleh penyempitan akueduktus Sylvius kongenital sehingga pada pembentukan cairan oleh pleksus koroideus dari kedua ventrikel lateral dan ventrikel ketiga tersebut sangat membesar. Hal ini menyebabkan penekanan otak terhadap tengkorak sehingga otak menjadi tipis. Tekanan yang meningkat ini juga mengakibatkan kepala neonatus membesar.Hidrosefalus obstruktif juga sering disertai meningomielokel ( suatu keadaan kongenital di mana tabung neural tak dapat bersatu sehingga medula spinalis terbuka sedangkan saraf spinal, dura dan lapisan lain yang lebih superfisial dari medula spinalis susunannya tidak teratur ) Kebanyakan anak – anak yang mengalami hidrosefalus, terutama sesudah usaha pembedahan meningomielokel. Pada orang dewasa, hidrosefalus obstruktif biasanya diakibatkan oleh tumor pada fosa posterior, yang mengakibatkan deformitas akueduktus Sylvius atau ventrikel keempat. ( Price Sylvia, 1995 )

c.       Hidrosefalus Kongenital
      Hidrosefalus konginetal terjadi sekitar 1 per 1000 kelahiran dan kadang – kadang sangat jelas berupa kepala bayi yang besar sehingga mengganggu persalinan. Malformasi kongenital, misalnya malformasi Arnold-Chiari, meruakan penyebab terjadinya hidrosefalus kongenital.Beberapa kasus pada pria diakibatkan oleh gangguan X – linked sebagai hasil dari stenosis aqueduktus. (Underwoood, 1999 )

d.      Hidrosefalus yang didapat
      Hidrosefalus yang didapat terjadi dari lesi apapun yang menghambat aliran CSS. Perluasan lesi pada fosa posterior mudah menyebabkan hidrosefalus karena ventrikel keempat dan aqueduktus mudah tersumbat.Beberapa lesi yamg menyebabkan sumbatan yang intermitan terutama kista koloid dari ventrikel 3.Hidrosefalus obstruktif sering disebabkan oleh organisasi bekuan darah atau eksudat radang dalam jalur CSS. ( Underwood, 1999 )

2.2.3        Gejala Klinis Hidrosefalus
                     Hirdrosefalus dapat memberikan gejala yang berlainan pada kelompok umur yang berbeda. Hirdosefalus akut biasanya memberikan keluhan sakit kepala, muntah, gangguan berjalan ( gait disturbance ), dan gangguan penglihatan. Gejala awal hidrosefalus yang paling umum pada bayi adalah ukuran lingkaran kepala bertambah besar secara abnormal ( macrocephaly ). Macrocephali dapat memberikan gejala dan tanda berupa kulit kepala licin mengkilap, ubun – ubun besar ( fontanel anterior ) menonjol, sklera tampak diatas iris seakan – akan seperti matahari yang akan terbenam ( sunset phenomenon ).( Robinson K,1999 )
Pada anak yang lebih besar atau orang dewasa mungkin mengalami gejala yang berbeda, karena tengkoraknya tidak dapat mengembang untuk menampung penambahan cairan serebrospinalis. Gejala yang menonjol pada anak yang kebih besar atau pada orang dewasa adalah sakit kepala, muntah, edema papil saraf otak II, ganguan berjalan ( gangguan koordinasi dan keseimbangan, tersandung, jatuh tanpa alasan, hilangnya kemampuan berdiri atau berjalan ), gangguan konsentrasi, serta gangguan mental.( Listiono LD, 1998 )

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda