Stroke Non Hemoragik (SNH)
Patologi
Stroke Non Hemoragik
Penyakit stroke adalah
gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan (berkurang). Akibatnya,
nutrisi dan oksigen yang dbutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik. Penyebab
stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus), dan
adanya pembuluh darah yang pecah. (http://www.republika.co.id, 2007)
Umumnya stroke diderita oleh
orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan
menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah
(atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang
terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 - 40 tahun). Pada golongan ini,
penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor
keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat.
Penyebab stroke pada usia
remaja, bisanya dipengaruhi oleh faktor genetika (keturunan). Ini merupakan
penyebab utama terjadinya stroke. Tetapi stroke paling sering disebabkan oleh
pembuluh darah yang rapuh dan mudah pecah, atau kelainan sistem darah seperti
penyakit hemofilia dan thalassemia yang diturunkan oleh orang tua penderita.
Sedangkan jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes (penyakit kencing
manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung, kemungkinan
terkena stroke menjadi lebih besar pada
anggota keluarga lainnya. Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan
dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi.
Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji.
Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas
berolah raga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika
dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, serta stress yang
berkepanjangan. Pecahnya pembuluh darah juga sering diakibatkan karena penyakit
tekanan darah tinggi (hipertensi).
Gejala terjadinya serangan
stroke Gejala awal stroke umumnya pusing, kepala serasa berputar (seperti
penyakit vertigo), kemudian disusul dengan gangguan berbicara dan menggerakkan
otot mulut. Gejala lainnya adalah tergangguanya sensor perasa (tidak bisa
merasakan apapun , seperti dicubit atau ditusuk jarum) dan tubuh terasa lumpuh
sebelah, serta tidak adanya gerakan refleks. Sering juga terjadi buta mendadak
atau kaburnya pandangan (karena suplai darah dan oksigen ke mata berkurang
drastis), terganggunya sistem rasa di mulut dan otot-otot mulut (sehingga
sering dijumpai wajah penderita menjadi mencong), lumpuhnya otot-otot tubuh
yang lain, dan terganggunya sistem memory dan emosi. Sering dijumpai penderita
tidak dapat menghentikan tangisnya karena lumpuhnya kontrol otak pada sistem
emosinya. Hal itu membuat penderita stroke berlaku seperti penderita penyakit
kejiwaan, padahal bukan. (http://www.republika.co.id, 2007)
Stroke dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu :
1.
Stroke hemoragik
Adalah stroke yang
diakibatkan oleh adanya perdarahan karena pecahnya aneurisma atau robeknya
malformasi arteri – vena.
2.
Stroke non hemoragik
Adalah stroke yang diakibatkan oleh adanya gangguan pemasokan
darah kebagian jaringan otak sehingga aliran darah berkurang atau terhenti.
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang
awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau
global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian
yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Arif
Mansjoer, 2000)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya
iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan.
(Arif Muttaqin, 2008).
Dengan demikian stroke non hemoragik didefinisikan
adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal (atau global) dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara
spontan bukan oleh karena trauma kapitis. Patologis ini menyebabkan perdarahan
dari sebuah robekan yang terjadi pada dinding pembuluh atau kerusakan sirkulasi
serebral oleh oklusi parsial atau seluruh lumen pembuluh darah dengan pengaruh
yang bersifat sementara atau permanen.
Ada 2 proses penyembuhan
utama yang harus dijalani penderita. Pertama adalah penyembuhan dengan
obat-obatan di rumah sakit. Kontrol yang ketat harus dilakukan untuk menjaga
agar kadar kolesterol jahat dapat diturunkan dan tidak bertambah naik. Selain
itu, penderita juga dilarang makan makanan yang dapat memicu terjadinya
serangan stroke seperti junk food dan garam (dapat memicu hipertensi). Proses
penyembuhan kedua adalah fisiotherapy, yaitu latihan otot-otot untuk
mengembalikan fungsi otot dan fungsi komunikasi agar mendekati kondisi semula.
Fisiotherapi dilakukan bersama instruktur fisiotherapi, dan pasien harus taat
pada latihan yang dilakukan. Jika fisiotherapi ini tidak dijalani dengan
sungguh-sungguh, maka dapat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh yang
pernah mengalami kelumpuhan.
·
Komplikasi
Stroke Non Hemoragik
Komplikasi stroke non
hemoragik dapat berasal dari kesukaran jaringan otak sendiri akibat kematian dalam beberapa hari atau cacat fisik
sekunder akibat kerusakan otak.
Menurut Brunner &
Suddarth (2006) komplikasi stroke di bagi menjadi 2
(dua) sebagai berikut :
a.
Komplikasi neurology yang terbagi
menjadi :
1)
Cacat mata dan cacat telinga
2)
Kelumpuhan
3)
Lemah
b.
Komplikasi non neurology yang
terbagi menjadi :
1)
Akibat neurology yang terbagi
menjadi :
a)
Tekanan darah sistemik meninggi
b)
Reaksi hiperglikemi (kadar gula
dalam darah tinggi)
c)
Oedema paru
d)
Kelainan jantung dan EKG (elektro
kardio gram)
e)
Sindroma inappropriate ante
diuretic hormone (SIADH)
2)
Akibat mobilisasi meliputi
Bronco pneumonia, emboli paru, depresi, nyeri, dan
kaku bahu, kontraktor, deformitas, infeksi traktus urinarius,
dekubitus dan atropi otot.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda