Tentang sinus paranasal
Sinus
paranasal merupakan rongga udara yang terletak di antara os maxillary, os frontale,
os sfenoiddale dan os etmoidale. Nama ‘paranasal’ menjelaskan bahwa
tulang-tulang tersebut bermuara ke dalam rongga hidung dan dilapisi epitel
bersilia yang menyambung dengan mukosa rongga hidung. Kita sadar akan sinus
kita hanya jika sinus-sinus tersebut menjadi, ”tersumbat”, yang berarti
produksi mukus sinus tidak dapat mengalir ke rongga hidung. Ini dapat terjadi
pada seseorang dengan infeksi saluran pernafasan atas, seperti flu, atau dengan
alergi, seperti hay fever. Tetapi, sinus-sinus ini mempunyai fungsi: sinus
membuat berat tengkorak menjadi lebih ringan daripada tulang, dan memberi
resonansi pada suara (Scanlon, 2007).
Menurut
Bontrager (2010), sinus paranasal kadang disebut sinus aksesoris hidung karena
mereka dibentuk dari garis dengan membentuk membran mukosa yang mana tidak
tertutup dengan rongga hidung. Sinus ini terbagi atas empat kelompok. Hanya
sinus maksila berada pada struktur tulang wajah frontal, etmoid dan spenoid
tergambar pada tulang cranial.
Sinus
paranasal muncul saat fetus, tapi hanya
sinus maksila yang terlihat. Sinus frontal dan spenoid tampak pada umur 6
sampai 7 tahun. Sinus etmoid terlihat terakhir. Semua sinus paranasal akan
terlihat saat remaja.
a.
Sinus maksila
Merupakan
sinus terbesar terletak di tulang maksila. Istilah dari sinus maksila adalah antrum, singkatan dari antrum of higmore. Bentuk sinus ini
seperti piramid bila dilihat dari frontal. Bagian lateralnya berbentuk
berbentuk seperti kubus. Rata- rata bila diukur dari vertikal 3 sampai 4 cm,
disisi lain 2,5 sampai 3 cm.
Dinding
sinus maksila tipis. Dasar sinus maksila agak kebawah yang berbatasan dengan nasal fossa. Di dasar pada kedua sinus
maksila menunjukan sebagian elevasi. Kadang- kadang bagian dasarnya berlubang/
perforasi dan mengalami infeksi yang berasal dari gigi, molar dan premolar,
kemudian masuk ke sinus.
Semua
rongga sinus paranasal berhubungan dengan satu sama lain dengan rongga hidung
yang membagi 2 ruang/fossa. Saat berdiri, cairan berada di dalam sinus akan
cenderung disana dan lapisan luar membentuk air
fluid level. Oleh karena itu, posisi pemeriksaan radiograf sinus harus
berdiri, jika kooperatif, sehingga tampak air
fluid level.
b.
Sinus frontal
Letaknya
diantara inner dan outer cantus diatas glabella. Tampak pada umur 6 tahun.
Sinus frontalis pada umumnya dipisahkan oleh septum yang menyimpang dari satu
sisi dengan sisi yang lainnya, dan menghasilkan satu rongga tunggal.
Bagaimanapun rongga yang bermacam-macam ukuran dan bentuk. Biasanya pada
laki-laki ukurannya lebih besar dari wanita.
c.
Sinus ethmoidalis
Sinus
ethmodalis adalah termasuk di dalam masees lateral atau labirin dari tulang
etmoid. Rongga udara sinus ethmoidalis dikelompokkan menjadi anterior, middle
dan posterior collections, tetapi semua yang ada diatas tidak saling
berhubungan.
d.
Sinus sphenoidalis
Sinus
sphenoidalis berada di dalam bodi tulang sphenoid yang berada dibawah sela
tursika. Body dari tulang sphenoid terdiri dari sinus yang berbentuk kubus dan
dibagi oleh suatu sekat tipis untuk membentuk dua rongga. Septum dan sphenoid
tidak sempurna dan menghasilkan hanya satu rongga karena sphenoid sangat dekat
dengan dasar cranium, kadang-kadang proses pathologi dari cranium mengakibatkan
efek pada sinus tersebut. Suatu contoh adalah demonstrasi dari suatu air fluid
level di dalam sinus sphenoid yang kemudian mengakibatkan trauma tulang
tengkorak. Ini mungkin membuktikan bahwa pasien mempunyai suatu fraktur dasar
kepala yang disebut dengan “ sphenoid effusion”.
Gambar 2.3
Aspek anterior sinus paranasal (Bontrager, 2010)
Keterangan gambar :
1.
Right temporal bone
2.
Sinus frontal
3.
Sinus ethmoid
4.
Sinus sphenoid
5.
Sinus maxilary
Gambar 2.4 Aspek lateral sinus paranasal (Bontrager, 2010)
Keterangan
gambar : 1.
Sinus frontal
2.
Sinus ethmoid
3.
Sinus maxilary
4.
Sinus sphenoid
5.
Left temporal bone
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda