Selasa, 22 Oktober 2013

Tentang sinus paranasal

Sinus paranasal merupakan rongga udara yang terletak di antara os maxillary, os frontale, os sfenoiddale dan os etmoidale. Nama ‘paranasal’ menjelaskan bahwa tulang-tulang tersebut bermuara ke dalam rongga hidung dan dilapisi epitel bersilia yang menyambung dengan mukosa rongga hidung. Kita sadar akan sinus kita hanya jika sinus-sinus tersebut menjadi, ”tersumbat”, yang berarti produksi mukus sinus tidak dapat mengalir ke rongga hidung. Ini dapat terjadi pada seseorang dengan infeksi saluran pernafasan atas, seperti flu, atau dengan alergi, seperti hay fever. Tetapi, sinus-sinus ini mempunyai fungsi: sinus membuat berat tengkorak menjadi lebih ringan daripada tulang, dan memberi resonansi pada suara (Scanlon, 2007).
Menurut Bontrager (2010), sinus paranasal kadang disebut sinus aksesoris hidung karena mereka dibentuk dari garis dengan membentuk membran mukosa yang mana tidak tertutup dengan rongga hidung. Sinus ini terbagi atas empat kelompok. Hanya sinus maksila berada pada struktur tulang wajah frontal, etmoid dan spenoid tergambar pada tulang cranial.
Sinus paranasal  muncul saat fetus, tapi hanya sinus maksila yang terlihat. Sinus frontal dan spenoid tampak pada umur 6 sampai 7 tahun. Sinus etmoid terlihat terakhir. Semua sinus paranasal akan terlihat saat remaja.
a.      Sinus maksila
Merupakan sinus terbesar terletak di tulang maksila. Istilah dari sinus maksila adalah antrum, singkatan dari antrum of higmore. Bentuk sinus ini seperti piramid bila dilihat dari frontal. Bagian lateralnya berbentuk berbentuk seperti kubus. Rata- rata bila diukur dari vertikal 3 sampai 4 cm, disisi lain 2,5 sampai 3 cm.
Dinding sinus maksila tipis. Dasar sinus maksila agak kebawah yang berbatasan dengan nasal fossa. Di dasar pada kedua sinus maksila menunjukan sebagian elevasi. Kadang- kadang bagian dasarnya berlubang/ perforasi dan mengalami infeksi yang berasal dari gigi, molar dan premolar, kemudian masuk ke sinus.
Semua rongga sinus paranasal berhubungan dengan satu sama lain dengan rongga hidung yang membagi 2 ruang/fossa. Saat berdiri, cairan berada di dalam sinus akan cenderung disana dan lapisan luar membentuk air fluid level. Oleh karena itu, posisi pemeriksaan radiograf sinus harus berdiri, jika kooperatif, sehingga tampak air fluid level.
b.      Sinus frontal
Letaknya diantara inner dan outer cantus diatas glabella. Tampak pada umur 6 tahun. Sinus frontalis pada umumnya dipisahkan oleh septum yang menyimpang dari satu sisi dengan sisi yang lainnya, dan menghasilkan satu rongga tunggal. Bagaimanapun rongga yang bermacam-macam ukuran dan bentuk. Biasanya pada laki-laki ukurannya lebih besar dari wanita.
c.      Sinus ethmoidalis
Sinus ethmodalis adalah termasuk di dalam masees lateral atau labirin dari tulang etmoid. Rongga udara sinus ethmoidalis dikelompokkan menjadi anterior, middle dan posterior collections, tetapi semua yang ada diatas tidak saling berhubungan.
d.      Sinus sphenoidalis

Sinus sphenoidalis berada di dalam bodi tulang sphenoid yang berada dibawah sela tursika. Body dari tulang sphenoid terdiri dari sinus yang berbentuk kubus dan dibagi oleh suatu sekat tipis untuk membentuk dua rongga. Septum dan sphenoid tidak sempurna dan menghasilkan hanya satu rongga karena sphenoid sangat dekat dengan dasar cranium, kadang-kadang proses pathologi dari cranium mengakibatkan efek pada sinus tersebut. Suatu contoh adalah demonstrasi dari suatu air fluid level di dalam sinus sphenoid yang kemudian mengakibatkan trauma tulang tengkorak. Ini mungkin membuktikan bahwa pasien mempunyai suatu fraktur dasar kepala yang disebut dengan “ sphenoid effusion”.
                                         Gambar 2.3 Aspek anterior sinus paranasal (Bontrager, 2010)
                                                 Keterangan gambar :
                                           1.    Right temporal bone
                                           2.    Sinus frontal
                                           3.    Sinus ethmoid
                                           4.    Sinus sphenoid
                                           5.    Sinus maxilary

                      Gambar 2.4 Aspek lateral sinus paranasal (Bontrager, 2010)
 Keterangan gambar : 1.    Sinus frontal
 2.    Sinus ethmoid
 3.    Sinus maxilary
 4.    Sinus sphenoid
 5.    Left temporal bone


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda