Selasa, 22 Oktober 2013

Anatomi Fisiologi Cranium

1.      Anatomi Fisiologi Cranium
Tengkorak terdiri atas delapan tulang kepala dan empat belas tulang wajah. Pada tengkorak juga terdapat tiga tulang kecil di rongga telinga medial kanan dan kiri serta tulang hioid yang menopang dasar lidah. Tulang kepala membentuk rangka otak yang membungkus dan melindungi otak, mata dan telinga. Nama beberapa di ataranya adalah os frontale, os parientale (dua), os temporale (dua), os oksipitale, Os Sfenoid dan os etmoidale merupakan bagian dasar rangka otak dan orbit (soket) mata. Seluruh sendi pada os cranial merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan,yang disebut sutura (Scanlon, 2007).
a.  Cranium atau Kalvaria
Cranium dibentuk oleh beberapa tulang yang dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura, banyaknya delapan buah dan terdiri dari 3 bagian (Syaifuddin, 2006).
1)  Kubah cranium
Terdiri dari tulang-tulang :
a)     Tulang frontal
Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit ronggga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata). Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfungsi dengan penuh. Tubrositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda. Arkus supersiliar adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabella. Tepi supraorbital, yang terletak di bawah lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (atau takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan syaraf (Sloane, 2003).
b)     Tulang Parietal
Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit cranium. Yang terdiri atas sutura sagital, sutura koronal, dan sutura lamboidal. Sutura sagital adalah sutura yang menyatukan tulang parietal kiri dan kanan. Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal. Sutura Lamboidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital (Sloane, 2003).
c)     Tulang Oksipital
Tulang kepala belakang terletak di belakang kepala pada os oksipital, terdapat sebuah lubang cocok sekali dengan lubang yang terdapat dalam ruas tulang belakang yang disebut foramen magnum. Foramen ini menghubungkan rongga cranial dengan rongga spinal (Sloane, 2003). Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan dan bagian belakang Kranium (Syaifuddin, 2006).
d)     Tulang Temporal
Membentuk dasar dan sisi cranium (Sloane, 2003).
2)  Dasar tengkorak
a)    Os Sfenoid (Tulang baji)
Tulang ini terdapat ditengah dasar tengkorak, bentuknya seperti kupu-kupu yang mempunyai 3 pasang sayap. Di bagian depan terdapat sebuah rongga yang disebut kavum sfenoidalis yang berhubungan dengan rongga hidung. Di bagian atasnya agak meninggi dan berbentuk seperti pelana yang disebut sela tursika yaitu tempat letaknya kelenjar buntu (hipofise).
b)    Os Etmoidal (Tulang tapis)
Terletak di sebelah depan dari os sfenoidal, diantara lekuk mata, terdiri dari tulang tipis yang tegak dan mendatar. Bagian yang mendatar mempunyai lubang-lubang kecil (lempeng tapis) yaitu tempat lalunya saraf pencium ke hidung sedangkan bagian yang tegak di sebelah depannya membentuk sekat ronggga hidung. Di samping dua tulang di atas dasar tengkorak ini juga dibentuk oleh bagian tulang-tulang laing diantaranya tulang-tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis. Adapun bentuk dari dasar tengkorak ini tidak rata tetapi mempunyai lekukan yang terdiri dari lekukan depan, tengah, dan belakang (Syaifuddin, 2006)


3)  Temporal
       Temporal dibentuk oleh tulang pelipis (os temporal) dan sebagian dari tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat disebelah kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas 3 bagian yaitu :
a)    Bagian tulang karang (Skuamosa), yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga telinga dalam.
b)    Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid.
c)    Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid (Syaifuddin, 2006).
b.  Facial Bones
Facial bones terdiri atas empat belas tulang, tulang-tulang ini tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak.
1)  Tulang-tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berartikulasi dengan septum nasal.
2)  Tulang-tulang palatum membentuk bagian posterior langit-langit mulut (langit-langit keras), bagian tulang orbital, dan bagian rongga nasal.
3)  Tulang-tulang Zigomatik (malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus zigomatikus pada tulang temporal.
4)  Tulang-tulang maksila membentuk rahang atas.
a)  Prosesus alveolar, mengandung soket gigi bagian atas.
b)  Prosesus zigomatikus, memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbita. Foramen infraorbital memperforasi maksila di setiap sisi untuk mentransmisi saraf dan pembuluh darah ke wajah.
c)  Prosesus palatines, membentuk bagian anterior pada langit-langit keras.
d)  Sinus Maksilar, yang kosong sampai ke rongga nasal, merupakan bagian dari sinus paranasal.
5)  Tulang lakrimal, berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara tulang ethmoid dan maksila pada orbita. Tulang lakrimal berisi suatu celah untuk lintasa duktus lakrimal, yang mengalirkan air mata ke rongga nasal.
6)  Tulang Vomer, membentuk bagian tengah dari langit-langit keras diantara pallatum dan maksila, serta turut membentuk septum nasal.
7)  Konka nasal inferior (turbinatum)
8)  Mandibula adalah tulang rahang bagian bawah.
a)  Bagian alveolar berisi soket gigi bawah.
b)  Ramus mandibular yang terletak di kedua sisi rahang memiliki dua prosesus yaitu prosesus kondiloid yang berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa mandibular dan prosesus koronoid yang berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal (Sloane, 2004).

Mandibula membentuk sendi kondiloid dengan masing-masing os temporale. Sendi lain di antara tulang wajah merupakan sutura. Maksila adalah tulang rahang atas, yang juga membentuk bagian palatum durum anterior (langit-langit). Soket akar gigi ditemukan pada maksila dan mandibula (Scanlon, 2007).
Gambar 2.3 Aspek anterior sinus paranasal (Bontrager, 2010)
                                                                 Keterangan gambar :

             1.    Right temporal bone
2.    Sinus frontal
   3.    Sinus ethmoid
    4.    Sinus sphenoid
   5.    Sinus maxilary

                                                                                                

                                           Gambar 2.2 Cranium – Lateral view (Bontrager 2010)
            Keterangan gambar :
            1.    Pariental 
            2.    Occipital
            3.    Temporal
            4.    Sphenoid (left greater wing)
            5.    Ethmoid
            6.    Frontal 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda