Jumat, 25 Oktober 2013

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)

 Patologi Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
a.        Pengertian
Otitis media supuratif kronis (OMSK) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (Soepardi, dkk, 2007). 
b.        Perjalanan Penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari dua bulan. Bila proses infeksi kurang dari dua bulan, disebut otitis media supuratif subakut.
Beberapa faktor yang menyebabkan otitis media akut menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk (Soepardi, dkk, 2007).
c.         Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas dua jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna).
Berdasarkan aktivitas secret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Umumnya OMSK tipe aman tidak terdapat kolesteatoma.
Yang dimaksud dengan OMSK tipe bahaya ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya (Soepardi, dkk, 2007).  
d.        Diagnosis
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked response audiometry) bagi pasien/anak yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri nada murni.
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari secret telinga.

Pemeriksaan radiologi sendiri berfungsi untuk menentukan struktur anatomi tulang mastoid, meliputi sel udara mastoid, diploe dan sklerotik mastoid, mendeteksi adanya perubahan patologis seperti perselubungan pada sel mastoid, erosi pada tulang dan pembentukan kavitas, keadaan telinga dalam, kanalis auditorius interna, kanalis semisirkularis dan nervus fasialis, keadaan tulang-tulang pendengaran pada telinga tengah (Sualman, 2009).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda