Hidrosefalus
Patologi Hidrosefalus
2.2.1 Pengertian Hidrosefalus
Hidrosefalus
merupakan suatu kondisi di mana terdapat penimbunan cairan serebrospinal yang
berlebihan, biasanya diakibatkan oleh ketidakseimbangan produksi dan absorpsi cairan
serebrospinal
( Osborn AG, 1994 )
2.2.2
Jenis – Jenis Hidrosefalus :
a
Hidrosefalus Komunikans
Obstruksi terjadi diluar ekstraventrikuler, misal dalam ruang
subarakhnoid atau sisterna. Hidrosefalus komunikans dapat disebabkan pleksus
koroideus neonatus yang berkembang berlebihan, sehingga lebih banyak cairan
yang terbentuk dibandingkan dengan cairan yang direabsorpsi oleh vili
araknidalis. Dengan demikian cairan akan tertimbun di dalam ventrikel maupun
diluar otak, sehingga kepala membesar sekali dan otak mengalami kerusakan yang
berat. Akan tetapi, hdrosefalus komunikans justru lebih banyak disebabkan oleh
gangguan reabsorpsi CSF.Keadaan ini biasanya terjadi sekunder akibat meningitis
atau gangguan iritasi yang mengakibatkan sumbatan ataupun jaringan parut pada
ruang subarakhnoid. Bentuk inilah yang paling sering ditemukan pada orang
dewasa. Gejala – gejala yang tampak antara lain kesulitan berjalan, diikuti
dengan cepat oleh gejala demensia, kelesuan dan akhirnya inkontinensia
kemih.Semua hirdosefalus dapat diobati dengan mengalihkan cairan serebrospinal
ke sistem vena ekstrakranial. ( Price Sylvia, 1995 )
b
Hidrosefalus Nonkomunikans
Obstruksi
aliran terjadi di dalam sistem ventrikel ke bawah dan termasuk foramina saluran
keluar ventrikel IV. Biasanya di sebabkan oleh penyempitan akueduktus Sylvius
kongenital sehingga pada pembentukan cairan oleh pleksus koroideus dari kedua
ventrikel lateral dan ventrikel ketiga tersebut sangat membesar. Hal ini
menyebabkan penekanan otak terhadap tengkorak sehingga otak menjadi tipis.
Tekanan yang meningkat ini juga mengakibatkan kepala neonatus
membesar.Hidrosefalus obstruktif juga sering disertai meningomielokel ( suatu
keadaan kongenital di mana tabung neural tak dapat bersatu sehingga medula
spinalis terbuka sedangkan saraf spinal, dura dan lapisan lain yang lebih
superfisial dari medula spinalis susunannya tidak teratur ) Kebanyakan anak –
anak yang mengalami hidrosefalus, terutama sesudah usaha pembedahan
meningomielokel. Pada orang dewasa, hidrosefalus obstruktif biasanya
diakibatkan oleh tumor pada fosa posterior, yang mengakibatkan deformitas
akueduktus Sylvius atau ventrikel keempat. ( Price Sylvia, 1995 )
c.
Hidrosefalus Kongenital
Hidrosefalus
konginetal terjadi sekitar 1 per 1000 kelahiran dan kadang – kadang sangat
jelas berupa kepala bayi yang besar sehingga mengganggu persalinan. Malformasi
kongenital, misalnya malformasi Arnold-Chiari, meruakan penyebab terjadinya
hidrosefalus kongenital.Beberapa kasus pada pria diakibatkan oleh gangguan X –
linked sebagai hasil dari stenosis aqueduktus. (Underwoood, 1999 )
d.
Hidrosefalus yang didapat
Hidrosefalus yang didapat terjadi dari lesi apapun yang
menghambat aliran CSS. Perluasan lesi pada fosa posterior mudah menyebabkan hidrosefalus
karena ventrikel keempat dan aqueduktus mudah tersumbat.Beberapa lesi yamg
menyebabkan sumbatan yang intermitan terutama kista koloid dari ventrikel
3.Hidrosefalus obstruktif sering disebabkan oleh organisasi bekuan darah atau
eksudat radang dalam jalur CSS. ( Underwood, 1999 )
2.2.3
Gejala Klinis Hidrosefalus
Hirdrosefalus dapat
memberikan gejala yang berlainan pada kelompok umur yang berbeda. Hirdosefalus
akut biasanya memberikan keluhan sakit kepala, muntah, gangguan berjalan ( gait
disturbance ), dan gangguan penglihatan. Gejala awal hidrosefalus yang paling
umum pada bayi adalah ukuran lingkaran kepala bertambah besar secara abnormal (
macrocephaly ). Macrocephali dapat memberikan gejala dan tanda berupa kulit
kepala licin mengkilap, ubun – ubun besar ( fontanel anterior ) menonjol,
sklera tampak diatas iris seakan – akan seperti matahari yang akan terbenam (
sunset phenomenon ).( Robinson K,1999 )
Pada anak
yang lebih besar atau orang dewasa mungkin mengalami gejala yang berbeda,
karena tengkoraknya tidak dapat mengembang untuk menampung penambahan cairan
serebrospinalis. Gejala yang menonjol pada anak yang kebih besar atau pada
orang dewasa adalah sakit kepala, muntah, edema papil saraf otak II, ganguan
berjalan ( gangguan koordinasi dan keseimbangan, tersandung, jatuh tanpa
alasan, hilangnya kemampuan berdiri atau berjalan ), gangguan konsentrasi,
serta gangguan mental.( Listiono LD, 1998 )
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda