Minggu, 27 Oktober 2013

Reject Analisa Film

A.   Reject Analisa
Menurut Joel E. Gray (1983), program reject analisis adalah suatu metode yang digunakan oleh instalasi radiologi untuk menentukan analisis film yang ditolak, efektifitas biaya, konsistensi radiografer dan bahan dalam menghasilkan radiograf yang berkualitas. Tujuan utama dari program reject analisa adalah menekan jumlah film yang ditolak (rejected) dan diulang (repeated). Sehingga dapat membatasi terjadinya pengulangan dalam pembuatan radiograf sehingga secara tidak langsung akan mengurangi dosis radiasi pada pasien dan dapat menekan biaya serta bagi pihak radiologi dapat memastikan bahwa bahan-bahan yang ada dapat digunakan secara efektif dan efisien.
B.   Tujuan dari program reject analisa
1.     Memastikan standar yang tinggi pada teknik radiografi dan pemanfaatan film pada unit radiologi.
2.  Memastikan peralatan radiografi dapat dimanfaatkan secara konsisten dengan standar yang tinggi.
3.     Memastikan bahwa bahan-bahan yang ada digunakan secara efektif (Cost efective way).
4.     Menyediakan data untuk digunakan dalam menganalisis film yang di reject dan faktor-faktor penyebabnya yang membutuhkan perhatian.
5.     Sebagai perencanaan awal dari Quality Control (QC Program).
C.   Faktor-faktor penyebab pengulangan dan penolakan radiograf.
Menurut Jeffrey (2006) ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya pengulangan dan penolakan radiograf antara lain:
1.     Posisi Pasien (Positioning)
2.     Safety Light
3.     Kamar Gelap
4.     Faktor Eksposi
5.     Processing film
6.     Movement/Pergerakan
7.     Artefak
8.     Fog
9.     Lain-lain atau kesalahan yang tidak teridentifikasi (Miscellaneous)
D.   Prosedur Reject Analisis Program
1. Survey/Data yang diperlukan
    Dalam melakukan reject analisis program maka, diperlukan survey terhadap :
a.    Jumlah film yang belum terekspose di ruang processing termasuk dalam kaset.
b.    Jumlah film yang belum terekspose dimasing-masing ruang pemeriksaan.
c.  Tentukan jumlah film yang direject untuk masing-masing faktor penyebab pengulangan dan penolakan radiograf.
d.    Masing-masing ruang mencatat jumlah film yang digunakan dan jumlah film yang ditolak serta faktor penyebab terjadinya reject.
e.  Tim analisis melakukan pengumpulan data dari masing-masing ruang seminggu sekali, film yang ditolak dihitung, disortir dan dilakukan kategorisasi/pengelompokan menurut penyebab terjadinya kerusakan.
f.     Melakukan perhitungan dalam bentuk prosentase.
2. Penghitungan Prosentasi Analisis Penolakan dan Pengulangan Radiograf
     a. Besarnya angka penolakan dan pengulangan dapat dihitung dengan rumus :

             Jumlah film yg direject                                       X 100% 
             Jumlah film yg digunakan pada periode tertentu        

b.    Menentukan angka penolakan dan pengulangan setiap kategori
             Jumlah film yg direject dengan sebab tertentu        X 100% 
             Jumlah film yg digunakan pada periode tertentu        
           
3.  Batasan radiograf yang diterima antara lain :
a.    Angka reject tidak melebihi 10 %, idealnya dibawah 4% - 6 % dan harus kurang dari 2% untuk pemeriksaan mammografi (Jeffrey, 2006).
b.    Jika total reject rate > 10 %, maka diharapkan harus melakukan Quality Program yang terbaik.

c.    Jika reject rate 5 % -10 % maka kemungkinan terdapat pada suatu keadaan yaitu : Kualitas radiograf yang baik, jika tidak memiliki satu Quality Control Program saat ini maka sebaiknya menginisiatifkan satu program untuk perbaikan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda