Selasa, 22 Oktober 2013

Anatomi dan Fisiologi Traktus Urinarius

1.    Anatomi dan Fisiologi Traktus Urinarius
Sistem urinaria merupakan suatu sistem yang di dalamnya terjadi penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (Syaifuddin, 2006).
Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis (kekonstanan lingkungan internal). Sistem urinaria terdiri dari dari dua ginjal yang memproduksi urine, dua ureter yang membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara; dan urethra yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium urethra eksterna.

Selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh (Sloane, 2003).

Keterangan Gambar :
1.      Costal Arch
2.      Vena Ginjal Kanan
3.      Ginjal Kanan
4.      Vena Cava Inferior
5.      Ilohypogastric Nerve and quadratus lumborum muscle
6.      Ureter (Abdominal part)
7.      Muskulus psoas mayor dan genitofemoral nerve
8.      Iilacus muscle
9.      Arteri illiaka eksternal
10.    Ureter (Pelvic part)
11.    Duktus deferens
12.    Testis dan epididimis
13.    Celiac trunk
14.    Arteri mesenterika superior
15.    Ginjal Kiri
16.    Aorta abdominal
17.    Arteri Mesenterika Inferior
18.    Common Iliac artery
19.    Krista illiaka
20.    Promotori sakrum
21.    Rektum
22.    Ligamen umbilikus medial
23.    Kandung Kemih
24.    Penis (Urethra)
Gambar 2.1 Anatomi Traktus Urinarius (Rohen, 2011)
a.    Ginjal
Ginjal biasanya disebut juga ren atau kidney. Organ ini terletak secara retroperitoneal dan di antara otot – otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Ginjal terletak di area cukup tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan          2 pasang iga terakhir. Ginjal terdiri dari dua buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Berbentuk seperti kacang, pada margo lateral berbentuk conveks sedangkan pada margo medial berbentuk concave  (Syaifuddin, 2006).
Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada bagian atasnya. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan dikarenakan adanya hepar pada sisi kanan tubuh. Ginjal kiri biasanya berada 1 cm superior ginjal kanan. Tepi atas ginjal kiri berada setinggi interspace columna vertebra thorakal 11-12. Tepi bawah ginjal kanan berada setinggi tepi atas columna vertebra lumbal 3.
Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan, dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari ginjal perempuan. Berat ginjal pada orang dewasa sangat ringan, yaitu ± 150 gram. Adapun ukuran ginjal yaitu panjang : 4-5 inchi (10-12 cm); lebar : 2-3 inchi (5-7 cm);        tebal : 1 inchi (5 cm). Walaupun kecil, ginjal memiliki fungsi yang sangat penting. Tidak berfungsinya ginjal dapat menyebabkan kematian (Setiadi, 2007).
Menurut Sloane (2003), fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
1)      Pengeluaran zat sisa organik.  Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormon.
2)      Pengaturan konsentrasi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat.  Ekskresi ion-ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
3)      Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh.  Ginjal mengendalikan ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan amonium (NH4+) serta memproduksi urine asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
4)      Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropietin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
5)      Pengaturan tekanan darah.  Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi pengaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah komponen penting dalam mekanisme renin –angiotensin-aldosteron, yang meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
6)      Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrien dalam darah.
7)      Pengeluaran zat beracun.  Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan obat-obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar satu juta satuan fungsional berukuran mikroskopik yang dikenal sebagai nefron yang disatukan satu sama lain oleh jaringan ikat. Susunan nefron di dalam ginjal membentuk dua daerah khusus yaitu daerah sebelah luar yang tampak granuler (korteks ginjal), dan daerah bagian dalam yang berupa segitiga-segitiga bergaris-garis (piramida ginjal), yang secara kolektif disebut sebagai medula ginjal (Sherwood, 2001).

                                         Keterangan Gambar :
1.      Vena Ginjal
2.      Arteri Ginjal
3.      Pelvis renalis
4.      Abominal part dari ureter
5.      Kalik Mayor
6.      Area Kribiformis dari papilla ginjal
7.      Korteks suprarenal gland
8.      Medulla dari suprarenal gland
9.      Korteks ginjal
10.    Medulla ginjal
11.    Papilla ginjal
12.    Kalik Minor
13.    Renal Sinus
14.    Kolum ginjal
15.    Kapsula fibrosa ginjal  
Gambar 2.2 Anatomi Ginjal Kanan (Rohen, 2011)
b.    Ureter
Ureter merupakan dua saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm. Memiliki dinding yang tebal dan saluran yang sempit, yang berlanjut dengan pelvis ginjal dan terbuka ke dasar kandung kemih. Terdapat tiga tempat penyempitan pada ureter yaitu : (a) pada sambungan dengan pelvis ginjal; (b) tempat ureter yang melewati tepi pelvis yang lebih kecil; (c) di titik ureter melewati kandung kemih. Bagian menyempit ini dapat menjadi tempat penimbunan kalkulus ureterik (batu) (Watson, 2002).
Ureter memiliki diameter sekitar 1 mm - 10 mm. Letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan processus transversus dari vertebrae lumbal dan berjalan menuju ke bawah dan belakang serta di depan dari sayap Os. sakral, kemudian melengkung pada bagian anterior dan medial dan selanjutnya masuk ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral  (Syaifuddin, 2006).
c.    Vesika Urinaria
Vesika Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urine. Pada laki – laki, organ ini terletak di belakang symphisis pubis dan di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir.  
Vesika urinaria sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli. Organ ini merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke urethra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Dalam menampung urine, buli – buli mempunyai kapasitas maksimal yang volume untuk orang dewasa ± 300 – 450 ml. Vesika urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, arteri vesicalis inferior digantikan oleh arteri vaginalis (Setiadi, 2007)
                   d.    Urethra
Urethra adalah saluran akhir dari Traktus Urinarius yang mengalirkan urine ke luar tubuh. Pada laki – laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen namun tidak pada saat yang bersamaan.
Menurut Setiadi (2007), urethra pada laki – laki dibagi menjadi 4 bagian yaitu : a) pars pre-prostatika (1-1.5 cm),  merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior kelenjar prostat; b) Urethra pars Prostatika yang merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius dan dari beberapa duktus dari kelenjar prostat;             c) Urethra pars Membranosa  yang merupakan bagian terpendek dan berdinding tipis; dan d) urethra pars Cavernosa yang merupakan bagian terpanjang menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis.
Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat). Sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3,5 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih sering pada pria (Setiadi, 2007).
Gambar 2.3 Anatomi Urethra pria (Syaifuddin, 2006)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda